Dimalam pekat, diam dan hening, gedoran keras dipintu kamar membuatku terbangun dan terkejut. Nanar dan bingung keadaan ku malam itu, mendengar tangisan histeris ibuku diluar sana setelah mendapat kabar kematian bibiku.
Kesadaran ku belum sepenuhnya kudapat, hanya ucapan lirih innalillahi wa innaillaihi raji'un yang bisa terucap. Perlahan ku singkap daun pintu kamar yang sedari tadi masih terkunci. Sedu sedan dan isak tangis seperti nyanyian dini hari itu.
Suara sirine ambulance mengalun-alun mendekati rumah duka. Setiap pekikkannya menyayat hati sanak saudara yang ditinggalkan dan kini tepat berhenti didepanku. Perlahan pintu belakang nya terbuka, ku lempar pandangan ketempat lain, agar tak melihat kejadian yang memilukan itu.
Kini kau tlah tiada bibi, kau tlah tenang disisiNya, kau tlah kembali kepada pencipta mu, sebagaimana kami juga akan sepertimu kelak. Canda tawa dan gurauan mu masih hadir ditengah kami, mengobati kerinduan yang bias, dengan senyum yang berkaca-kaca.
Slamat jalan bibi ku tersayang, kami kan tetap merindumu........
Kota Solok, 02 Februari 2014
0 comments:
Posting Komentar